Rabu, 17 Agustus 2011

Curahan Hati Sang Pengemis Diri



                Malam ini, ya malam ini tepat tanggal 15 Agustus 2011 bertepatan dengan hari dimana pertengahan ramadhan bulan yang penuh hikmah. Aku menyendiri dikamar dan dibayangi bayangan yang membuat aku gila akan adanya titisan harta yang menetes dari butiran kakak perempuanku. Aku tergila gila karena profesi yang dimilikinya hingga aku membuat keputusan yang salah menurut keluargaku. karena sifat nya, ya sifatnya yang membuat aku berontak tidak karuan. Aku bukan nya kenapa, walaupun itu hal sepele. Aku tidak tau mengapa dan entah mengapa aku menjadi begini. Ya aku tau aku salah, dan aku tau aku selalu salah dan benar benar salah.
                Entah mengapa sekarang aku meneteskan wajahku dengan air tetesan dari mata. Entah mengapa juga aku melihat goresan kecil ditubuhku yang tiba-tiba memerah. Semua terjadi begitu saja. Semua terlewati tanpa ada detik-detik yang terhalangi. Mengapa hal ini terjadi padaku? Mengapa semua itu aku lakukan tanpa ada kata sadar di otakku? Ya semua benar-benar terjadi, dan yang aku ketahui sekarang semua tidak akan kembali seperti semula.
                Aku sadar, ya aku sangat sangat sadar betapa bodohnya aku mengucapkan kata-kata yang seharusnya hanya ada dipikiran otak kecilku tanpa harus dikeluarkan. Aku tahu betapa semua yang ingin aku ucapkan benar benar terucap di bibir ku tanpa ada kata yang ingin aku ucapkan terlewati sedikitpun. Semua terjadi pada malam ini. Dan semua ini akan aku kenang sebagai pengalaman ku yang mengkin benar benar tak terlupakan pada malam dimana orang-orang telah tertidur kelelapan.
                Nasihat? Nasihat apa lagi? Beribu-ribu nasihat yang telah diucapkan oleh ibu tersayang, ibu tercinta, dan ibu yang paling ideal dimataku telah aku cerna baik-baik pada malam ini. Hingga sampai akhirnya aku menyadari betapa bodohnya aku dan betapa miskinnya aku dibandingkan kakak perempuanku yang lebih jauh derajat pendidikannya dariku. Yaa aku hanya anak SMA anak yang masih berfikiran ‘ababil’. tapi dari semua nasihat yang telah aku cerna baik-baik tersebut telah aku simpan dan akan ku jadikan pedoman dalam hidupku. Aku tak tau sampai kapan kah nasihat tersebut akan berakhir. Aku ingin semua nasihat yang terucap akan benar-benar aku lakukan di masa dimana aku akan melanjutkan karir maupun melanjutkan jenjang jenjang yang lainnya.
                Aku tidak ingin melihat orang-orang yang disekitarku. Aku takut semua yang telah terjadi akan terjadi kepadaku. Aku takut! Aku takut! Pengalaman orang-orang yang telah melewati hal itu akan terjadi kepadaku? Aku sungguh tak akan mungkin percaya dan tak akan pernah percaya. Aku takut. Semoga nasihat dari orang tua ku menjadi tuntunan dari jalan hidupku.
Aku sekarang hanyalah pengemis jalanan yang tak tahu mau kemana arahnya. Aku ingin dituntun, aku ingin ditunjukkan jalan, dan aku tidak ingin mengulang yang pernah terjadi. Aku mohon maafkan aku dan aku ingin mencapai ujung dari kehidupanku dengan sebuah tuntunan. Walaupun aku tak percaya yang terjadi pada malam ini. Aku butuh, tolong aku. Aku hanya pengemis diri.
-April-
15082011-22:35
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar